CAGEUR, bageur, bener, pinter. Begitulah karuhun Sunda memberikan pedoman tentang hidup di alam dunia. Bahwa orang itu mesti cageur, yang artinya sehat, terhindar dari penyakit. Unsur sehat dalam hidup sangatlah penting. Yang kedua, orang itu mesti bageur, maknanya hidup secara baik-baik. Setelah itu dia harus bener atau benar, artinya hidup di jalan yang lurus, sesuai dengan norma dan hukum. Setelah itu, barulah pinter atau pintar, yang bermakna tinggi daya intelektualitasnya, serta luas wawasannya.
Demikian dikatakan Dr. (HC) Hj. Popong Otje Djundjunan yang lebih akrab dipanggil Ceu Popong ketika memberikan
pencerahan kepada para finalis Duta Kampus Unpas 2015. Acara yang berlangsung di Aula Oto Iskandar di Nata, Kampus IV Unpas, Jalan Setiabudhi, Bandung ini digelar hari Selasa, 7 April 2015 diprakarsai Ikatan Istri Karyawan Unpas (IIKU).
“Jadi, pintar atau pandai itu berada pada urutan keempat. Sebab, apalah artinya kepintaran seseorang jika dia tidak cageur, tidak bageur, dan tidak bener. Orang pinter tapi tidak bageur dan tidak bener justru akan sangat berbahaya. Mestinya kita itu cageur, bageur, dan bener dulu. Setelah itu barulah pinter,” lanjut Ceu Popong yang Anggota Komisi X DPR-RI ini.
Apa yang dirumuskan karuhun Sunda di atas merupakan mutiara kehidupan yang sangat berharga.
Namun, lanjut Ceu Popong yang namanya meroket ketika memimpin Sidang Paripurna DPR-RI, yang dikenal dengan kasus hilangnya palu sidang itu, untuk kondisi sekarang, keempat mutiara kehidupan tersebut belumlah lengkap.
“Untuk menjawab tantangan kehidupan masa kini, harus ditambah dengan singer, yang berarti cekatan, gesit, dan kreatif. Setelah itu harus teuneung dan ludeung, yang maknanya punya keberanian untuk tampil dalam menyuarakan kebenaran. Orang yang sehat, baik-baik, benar, pinter, dan kreatif tidak akan banyak berarti dalam berkontribusi bagi kehidupan umat manusia, kalau yang bersangkutan tidak punya keberanian untuk tampil,” ucap tokoh wanita Indonesia yang begitu kental nuansa Sundanya ini.
Dalam padatnya jadwal sebagai anggota legislatif, Ceu Popong menyempatkan hadir di kampus Unpas, untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan para finalis Duta Kampus, yang untuk pertama kalinya diselenggarakan di Unpas. Acara tersebut terkait dengan usia IIKU yang sudah memasuki seperempat abad.
“Yang namanya Duta Kampus mestilah mencerminkan kepribadian yang baik; ucap dan tingkah laku mesti betul-betul terjaga,” ucapnya pula, seraya Ceu Popong memberikan contoh tentang seseorang yang menyandang nama besar, namun karena salah dalam bertingkah laku, akhirnya yang bersangkutan harus mengalami nasib tragis. “Ceu Popong di DPR-RI satu komisi dengan mantan Putri Indonesia. Di manakah dia sekarang? Patut disesalkan, yang bersangkutan sekarang harus mengalami hukuman 12 tahun penjara, serta mesti mengembalikan uang kepada negera sebesar Rp 30 milyar, akibat perbuatannya yang menyalahi hukum.”
Karena itu, Ceu Popong mewanti-wanti, agar para Duta Kampus Unpas bisa memelihara dan menjaga integritas. “Sebab, pada diri Adik-adik yang menjadi Duta Kampus melekat nama Pasundan.”
Pada bagian akhir pencerahannya, Ceu Popong menyampaikan, “Adik-adik mestilah punya pendirian: saya tidak takut hari esok, karena saya tahu hari kemarin, dan sudah bersiap-siap pada hari ini.”
Rangkaian acara pemilihan Duta Kampus ini memang cukup panjang. Hal itu disampaikan Ketua IIKU, Hj. Dewi Indrianie Jusuf, SE, M.Si. pada pidato pembukaan. Saat memasuki babak awal yang berupa kegiatan audisi, terdaftar 450 peserta yang berasal dari seluruh fakultas di lingkungan Unpas. Kemudian dilakukan seleksi, hingga akhirnya terpilih 24 finalis, atau 12 pasang yang siap bertarung di hadapan para juri yang tardiri atas berbagai bidang keahlian.
“Saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Rektor Unpas, yang juga Pembina IIKU, yang memberikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan acara ini. Juga ucapan terima kasih ini ditujukan kepada para sponsor dan pihak-pihak lain yang telah berpartisipasi. Secara khusus, ucapan terima kasih diperuntukkan bagi Ceu Popong yang bersedia hadir,” ucap Ny. Eddy Jusuf.
Disampaikannya pula bahwa para finalis telah dilibatkan pada berbagai kegiatan di kampus Unpas, yang hal itu termasuk ke dalam bagian dari penilaian. “Pada prinsipnya, pemilihan Duta kampus ini sebagai media informasi, promosi, serta untuk memotivasi para mahasiswa dalam menggali potensi yang dimilikinya,” ucapnya lagi.
Rektor Unpas, Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp., M.Si., M.Kom. menyampaikan dalam sambutannya bahwa terpilihnya Duta Kampus akan memberikan arti tersendiri bagi Unpas. Pada Duta Kampus akan membawa Unpas ke jenjang yang lebih tinggi lagi di tingkat internasional. “Bahwa nanti yang terpilih hanya sepuluh orang atau lima pasang, bukan berarti yang tidak terpilih akan sia-sia. Sebab, event-event di Unpas tidak akan cukup jika hanya diserahkan kepada sepuluh orang untuk tampil sebagai duta,” ucap Rektor Unpas.
Tugas para Duta Kampus ini nantinya akan mendampingi Rektor Unpas pada acara-acara resmi kelembagaan, misalnya pada seminar-seminar internasional yang melibatkan para ahli dari berbagai negara. Karena itu, para Duta Kampus minimal mahir dalam penguasaan tiga bahasa, yaitu Sunda, Indonesia, dan Inggris.
Prof. Eddy Jusuf mengatakan, dari sepuluh orang terpilih menjadi Duta Kampus, dua di antaranya akan diikut-sertakan pada kegiatan home stay di Jepang selama satu tahun, dimulai Agustus mendatang. Tentu, terlebih dahulu akan dilakukan seleksi, di antaranya mengenai penguasaan bahasa asing.
“Bersiap-siaplah dari sekarang. Silahkan Saudara-saudara dengan tekun mempelajari bahasa Jepang, Mandarin, dan Korea,” ucap Rektor. Sebab, katanya lagi, terbuka kemungkinan kegiatan home stay ini tidak hanya di Jepang, melainkan juga di China dan Korea.
Babak final ini berlangsung hingga sore hari, sebelum diumumkan siapa-siapa saja yang berhasil menjadi juara (lihat boks). Acara dimeriahkan oleh penampilan hasil kreasi seni, di antaranya rampak kendang dari IIKU, dengan pelatih Drs. Rasikin, M.Sn.
Acara ditutup oleh Hj. R. Giselawati Wiranegara yang tak lain Ny. Deddy Mizwar. “Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini, sekaligus mengucapkan selamat kepada peraih Duta Kampus Unpas 2015,” ucapnya.
Ny. Deddy Mizwar menilai bahwa Unpas sebagai salah satu universitas swasta terkemuka di Jawa Barat, bahkan di Indonesia, berkepentingan untuk melahirkan sosok mahasiswa yang berpenampilan prima, berkepribadian unggul, berprestasi akademik, memiliki daya saing tinggi, serta pandai bergaul dalam percaturan dunia.
“Saudara-saudara yang terpilih menjadi pemenang Duta Kampus mendapat tugas mulia, karena diharapkan dapat menjadi role model bagi seluruh mahasiswa Unpas, sekaligus menjadi sosok mahasiswa unggul yang menjadi ikon serta endrosser yang akan mampu mengkampanyekan Unpas, tidak hanya dalam skala nasional, tapi juga internasional.”
Untuk itulah Ny. Deddy Mizwar berpesan agar para Duta kampus terus meningkatkan prestasi, baik secara akademik maupun non akademik, serta berperan tidak hanya menjadi Duta Kampus Unpas, namun juga mampu menjadi duta perubahan bagi generasi muda Jawa Barat dalam meraih masa depan yang gemilang.***